Rabu, 01 Agustus 2012

Sinom Robyong





Keris PB IV ini agak pendek, sekitar 32cm. Dhapurnya Sinom Robyong, dengan tinatah panjiwilis sak wedono simbang rojo (ada 3 garis mas). Keris ini dibuat oleh empu Brojoguno yang diperuntukkan pangeran ketika sunatan. Pamor keris ini menurut catatannya adalah pamor Ganggeng Kanyut.

Keris kagungan dalem ini bergelar Kanjeng Kyahi Dewabrata, turun temurun hingga terakhir menjadi koleksi kawan saya di Riau. Sebelumnya pernah dimiliki BPH. Sumodiningrat cucu Srisusuhunan Paku Buwana X.

Memilih keris akan lebih aman jika kita menguasai dahulu wujud atau eksoteri keris, barulah memahami apa yang ada dibalik keris tersebut.
Dalam kriteria wujud yang bagus yang paling utama gunakan penilaian TUH SI RAP dahulu.... barang yang tak utuh sudah berkurang nilainya, besinya juga harus bagus, setelah itu hayatilah garapnya.

Masalah isoteri itu subyektif... pemahaman paling tepat adalah mengerti maksud sang empu dalam mewujudkan karya tersebut. Pamor Ganggeng Kanyut merupakan ekspresi simbolisme dari sebuah harapan agar si pemegang menjadi seorang tokoh yang selalu teguh dalam keputusannya, dapat menjadi panutan dan selalu memberi pencerahan pada bawahannya. Ganggeng akarnya tetap menancap kuat sementara batang dan ujungnya melambai-lambai didera derasnya arus sungai. Sangat puitis... itulah empu kita...

Sementara Dhapur Sinom Robyong mengandung arti tumbuh dari asalnya daun muda menjadi dedaunan yang ngremboko (berhimpun)... cultural hope (budaya harapan yang positif thinking) sudah ditanamkan oleh para empu... ia telah mendahului motivator yang ada sekarang serta visualisasinya telah mendahului seni abstrak de Stijl di Belanda....Salam budaya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar